Mengharap Bantuan : Sarah dipangkuan ibundanya, saat ini tengah mengharapkan bantuan dari masyarakat. |
e-news.id
Binjai - Memperihatinkan, mungkin kata tersebut dapat menggambarkan bagaimana kondisi dari balita yang kini masih berusia delapan bulan, bernama Qaesara Queen Adianto warga Jalan Sawi Gang Mulia, Kelurahan Paya Roba, Kecamatan Binjai Barat, Binjai, Sabtu (16/12/2017).
Bagaimana tidak, dengan usia yang masih sangat muda, Qaesara Queen Ardianto harus berjuang dari penyakit yang terus saja menggerogotinya dari dalam dan tentu saja membuat tumbuh kembangnya menjadi terhambat.
Bayi yang biasa disapa dengan panggilan 'Sarah' itu, harus berjuang dari virus pembawa penyakit, bernama Virus Rubella atau biasa disebut dengan Campak Jerman, yang telah menyerangnya sejak masih dalam kandungan sang ibu.
Akibat virus yang telah menyerangnya sejak dari dalam kandungan ibunya, Sarah menderita beberapa penyakit dalam, seperti, kebocoran pada jantung golongan PDA selebar 2 milimeter, tuli Reper atau tuli berat yang merusak saraf pendengarannya dan juga katarak pada kedua mata Sarah.
Putri pertama dari pasangan Tirta Ardianto (27) dan Asmarani (24) itu, telah menjalani pemeriksaan serta perawatan hampir diseluruh rumah sakit yang ada di Kota Binjai dan juga Kota Medan, diantaranya RSUD DR R.M Djoelham Kota Binjai, RSU Bangkatan Binjai, RSU USU Medan, RSU Spesialis Mata SMEC (Sumatra Medan Eye Center) Medan, dan RSU Bunda Thamrim Medan.
Pada 24 Oktober 2017 kemarin, Sarah baru saja selesai menjalani operasi pada kedua matanya di RSU SMEC Medan, dengan hasil yang dapat dikatakan berhasil, karena seusai menjalani operasi tersebut, Sarah terlihat seperti merespon cahaya yang diarahkan padanya.
Rumah Kontrakan : Sarah menempati rumah kontrakan yang dihuni oleh Sarah serta kedua orangtuanya. |
Namun untuk kebocoran pada jantung Sarah, saat ini ia belum menjalani operasi apapun, untuk mengobati kebocoran pada jantungnya, hal itu dikarenakan keterbatasan biaya dari kedua orang tua sarah, dimana ayah sarah hanya bekerja sebagai mekanik sepeda motor di sebuah bengkel di Kota Medan dengan penghasilan tidak lebih dari 2,2 juta rupiah kotor dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Sedangkan untuk penyakit tuli Reper yang Sarah derita, sepertinya tidak ada harapan untuk mengobatinya, dikarenakan saat orang tua nya menanyakan bagaimana dengan pengobatan untuk penyakit ketiganya itu, dokter mengatakan bahwa Sarah harus menjalani operasi Kokle Implan, dimana dibutuhkan biaya sekitar 300 juta rupiah untuk biaya operasinya.
Sarah sebenarnya adalah salah satu peserta BPJS Kesehatan, namun tidak semua dari biaya perobatan atau operasi, terkafer dalam pembiayaan BPJS Kesehatan, salah satu contohnya adalah alat Kokle Implan untuk operasi tuli reper yang ia derita, serta untuk obat-obatan yang harus dibeli dengan resep luar.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Asmarani ibunda dari Sarah, dimana Asmarani mengatakan bahwa untuk obat-obatan yang tertulis sebagai resep luar, maka mereka harus membelinya dari luar rumah sakit dan tentu saja, pembeliannya harus menggunakan uang pribadi atau tidak di tanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Kalau resep dari luar, kami harus beli sendiri bang, untuk itu saja kami sudah sangat kewalahan, karena ayah Sarah kan hanya seorang mekanik bengkel bang, gajinya hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, terus untuk operasi telinganya memang geratis, tapi alatnya beli sendiri dan harganya mencapai 300 juta rupiah," ungkap Asmarani, dengan mata yang berkaca-kaca.
Asmarani berharap, adanya uluran tangan dari para dermawan yang bersedia membantu meringankan beban mereka untuk kesehatan putrinya, atau setidaknya memberikan bantuan berupa alat bantu dengar dan biaya akomodasi selama Sarah menjalani perawatan di rumah sakit.
"Saya sangat berharap, adanya uluran tangan dari para dermawan yang berhati mulia, untuk meringankan cobaan yang kami alami, apapun bentuk bantuan kepada kami, saya sebagai ibunya Sarah, akan sangat berterima kasih dan dengan ikhlas mendoaakan beliau agar selalu mendapatkan keridhoan dari Nya," tutur Asmarani. (RFS).