Bronjong kawat jebol : Konstruksi bangunan bronjong kawat DAS Sei Wampu, jebol pasca banjir besar, yang berakibat pada daruratnya pasokan bahan baku air baku sungai PDAM Tirtasari Binjai. |
e-news.id
Binjai - Akibat jebolnya bronjong kawat (tebing penahan) Daerah Aliran Sungai (DAS) Sei Bingei, pasca banjir besar yang terjadi pada 4 Desember tahun lalu. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Binjai, mengalami darurat pasokan bahan baku berupa air baku sungai, Selasa (2/2/2021).
Jebolnya bronjong kawat tersebut, mengakibatkan pendangkalan air yang signifikan di konstruksi bangunan pengambilan air atau Intake Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) PDAM Tirtasari Binjai. Hal ini tentu berdampak pada tekanan debit air yang akan diolah serta disalurkan kepada masyarakat.
Berkaitan dengan hal itu, Firmansyah (46) Salah satu warga Kota Binjai, yang juga pelanggan PDAM Tirtasari Binjai, kepada e-news.id, berujar, sudah beberapa hari belakangan ini suplai air dirumahnya mengalami penurunan tekanan, ia sempat bertanya apa yang menjadi penyebab hal tersebut dan sampai kapan hal ini akan berlanjut?.
Konfirmasi PDAM Tirtasari Binjai
Kondisi darurat bahan baku berupa air baku sungai ini, dibenarkan oleh Direktur PDAM Tirtasari Binjai Ir. Taufiq IPM, Asean Eng. Dikonfirmasi melalui telepon selulernya pada Senin 1 Januari 2021 kemarin, ia mengatakan, debit pemukaan air yang tersisa di Intake SPAM PDAM Tirtasari Binjai, hanya tinggal 65 cm.
"Benar, saat ini debit air permukaan di Intake atau bangunan penangkap air yang akan diolah menjadi air bersih di spam Marcapada, sudah sangat mengkhawatirkan, jika dilihat hanya sekitar 65 cm tingginya, ini akan berdampak pada tekanan air yang akan kita olah dan kita salurkan kepada masyarakat nantinya," kata Ir. Taufiq.
Telah terjadi kekeringan, jawab Direktur PDAM Tirtasari Binjai. Jika perbaikan bronjong kawat DAS Sei Bingei, belum juga selesai dalam waktu 3 hari ke depan, bukan tidak mungkin akan berdampak pada pelayanan penyaluran air bersih ke masyarakat khususnya seluruh pelanggan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, mengingat saat ini, tidak setetespun air sungai mengaliri Bendung Sei Wampu.
"Bisa kita lihat langsung di lokasi Bendung Sei Bingei, air sungainya sudah tidak mengalir lagi di bangunan itu, sudah kering kalau kita bilang. Jika seperti ini terus, bisa berdampak pada pelayanan kita ke masyarakat, yang tentunya nanti, akan jadi masalah juga, karena air adalah sumber kehidupan manusia," ungkap Ir. Taufiq di ujung telepon.
Mengalami kekeringan : Dampak dari jebolnya bronjong kawat DAS Sei Wampu, konstruksi bangunan pengambilan air (Intake) SPAM PDAM Tirtasari Binjai, mengalami kekeringan. |
Hendaknya segera selesai diperbaiki, pinta Ir. Taufiq. Ia berharap, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) II Sei Bingei, sebagai perpanjangan tangan Kementrian PUPR di Jakarta, dapat segera merampungkan perbaikan bronjong kawat yang jebol pasca banjir besar 2 bulan lalu itu, demi kepentingan masyarakat luas.
"Pastinya saya sangat berharap, yang bertanggung jawab terkait perbaikan bronjong kawat (BWS II Sei Bingei), dapat segera menyelesaikan perbaikan bronjong kawat yang jebol itu, untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat luas khususnya warga Kota Binjai," harap mantan Direktur PDAM Solok Selatan, itu.
Klarifikasi BWS II Sei Bingei
Ketika ditelusuri ke lapangan, terkait dengan berkurangnya debit air baku sungai yang menjadi bahan baku air bagi PDAM Tirtasari Binjai, terlihat jelas, bronjong kawat DAS Sei Bingei, mengalami kerusakan parah sekitar 20 meter lebih. Selain merusak konstruksi bangunan pembatas antara air dan tanah warga, banjir juga membuat jalur air baru menjauh dari Intake SPAM PDAM Tirtasari Binjai.
Warno, salah satu pekerja yang ditemui di lapangan, mengatakan, pihaknya sudah berusaha memperbaiki bronjong kawat tersebut selama 1 bulan belakangan ini. Namun, terdapat beberapa kendala yang menghambat proses perbaikan di lokasi tersebut.
"Memang, sudah satu bulan ini kami kerjakan perbaikan bronjongnya ini bang, tapi kemarin ada kendala di lapangan. Kemarin sempat ada datang warga yang menyuruh kami menghentikan pekerjaan, saya tidak tahu apa penyebabnya dan dari mana dia, yang pasti dia (orang tak di kenal) gak terima kami kerjai perbaikan bangunan ini bang, ini barulah beberapa hari ini kami bisa lancar mengerjainya karena memang sudah tidak datang lagi orang itu," ungkap Warno.
Dijajaki lebih jauh, PPK Air Tanah Dan Air Baku BWS II Sei Bingei, Hastiono, ketika dikonfirmasi via telepon selulernya, terkait jarak antara waktu kebencanaan banjir dengan penyelesaian perbaikan bronjong kawat serta adanya informasi soal orang tak dikenal, yang mencoba menghambat pekerjaan pihaknya, ia pun mengatakan, hal itu sudah dapat ditangani dan butuh waktu sekitar 2 pekan ke depan untuk merampungkan semuanya.
"Benar pak, kemarin memang ada yang mencoba menghambat pekerjaan kita, untuk siapa orangnya kita tidak tahu itu adalah salah satu penyebab lamanya penyelesaian perbaikan bronjong kawat tersebut, selain cuaca. Karena kan kita tahu juga kalau sedang hujan dan permukaan air naik, maka pekerjaan kita juga akan terhenti, karena kan mementingkan keselamatan pekerja kita juga. Kalau ditanya kapan selesainya, perkiraan kita sekitar 2 minggu mudah-mudahan selesai perbaikannya," jawab Hastiono. (RFS).