-->


Lapor ke Polisi, Aksi Teror Bom Molotov di Kutalimbaru 'Jalan di Tempat'

Senin, 08 November 2021 / 09:23

Kasus bom molotov : Rumah Said Gurusinga, TKP aksi teror bom molotov, yang nyaris menewaskan anak dan istrinya.

e-news.id


Medan - Sudah sebulan lebih berjalan, aksi teror berupa pelemparan bom molotov yang terjadi di Dusun III Namorube Jahe, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, dilaporkan ke Polrestabes Medan. Namun, hingga kini belum membuahkan hasil alias 'jalan ditempat', Senin (8/11/2021).

Aksi teror bom molotov, itu terjadi  di rumah sekaligus warung, milik Said Gurusinga. Hal ini sesuai dengan tanda bukti laporan dari korban, dengan nomor polisi: STTLP/B/1994/X/Yan 2.5/2021/SPKT Polrestabes Medan/Polda Sumut.


Said Gurusinga merasa heran, mengapa kasus yang ia laporkan ke Polrestabes Medan, belum juga membuahkan hasil, "Saya berharap kepada aparat kepolisian agar dapat segera menyelesaikan kasus ini, karena rumah saya hampir hangus terbakar akibat ulah pemuda diduga oknum anggota OKP (Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda)," ujar Said kepada wartawan, Minggu (7/11).

Diceritakan Said, pelemparan bom molotov terjadi pada malam hari (Jumat, 1/10). Belasan pemuda yang mengendarai sepeda motor berhenti di depan rumahnya yang sekaligus dijadikan warung, lalu melempar bom molotov sembari berteriak.


Kejadian mengerikan itu nyaris menewaskan istri dan anaknya. Pasalnya, saat kejadian istri dan anaknya tengah tertidur. Sedangkan Said kebetulan lagi di luar karena ada keperluan. "Istri saya sedang tidur dan terbangun karena peristiwa penyerangan bom molotov. Menurut keterangan istri saya, di luar ramai karena terdengar suaranya. Tapi, istri saya tidak berani keluar karena takut," ungkapnya.

Api cepat berkobar hingga nyaris membakar seisi rumah. Beruntung, istri dan anak Said Gurusinga selamat. Hanya bagian dalam warung saja yang hangus terbakar.
Bersambung>>
[cut]
Kasus bom molotov : Rumah Said Gurusinga, TKP aksi teror bom molotov, yang nyaris menewaskan anak dan istrinya.


Said menyebutkan, akibat kejadian tersebut, anak dan istrinya menjadi trauma, takut untuk tinggal sendiri di dalam rumah. "Anak dan istri saya jadi ketakutan sekarang kalau di rumah enggak ada saya. Karena itu, saya mohon kepada pihak kepolisian dapat secepatnya menangkap para pelaku," ucapnya.

Dia mengaku, sebelum peristiwa itu tidak ada memiliki musuh atau perselisihan dengan siapapun. "Saya tidak ada musuh. Namun mengapa rumah saya yang dijadikan warung diserang dengan bom molotov," pungkasnya.


Dirinya juga menduga, pelaku penyerangan adalah orang bayaran. Sebab, kejadian pembakaran itu dilakukan pada dua tempat berbeda, yakni di Pancur Batu dan Kutalimbaru. 

"Saya dengar cerita, kalau yang bakar rumah adalah orang bayaran," ujarnya. 

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Marpaung, ketika dikonfirmasi belum memberikan jawaban pasti, soal perkara yang dipertanyakan awak media kepadanya. "Enggak ada, enggak ada," kata Rafles sembari pergi menjauh saat ditemui di pelataran Polrestabes Medan.


Sementara itu, guna memenuhi kode etik jurnalistik, awak media juga berusaha melayangkan konfirmasi via aplikasi pesan WhatsApp, namun, ia nya belum memberikan tanggapan. (Red).



Komentar Anda

Terkini